Akhirnya aku bisa balik lagi ke Jepang setelah hampir 3 tahun. Teman-teman pasti udah tau alasannya, apalagi kalo bukan virus corona alias pandemi, Jepang tutup border selama hampir 3 tahun. ALhamdulillah, aku berkesempatan untuk mengunjungi negeri sakura di akhir tahun 2022. Kemudian, bulan Januari 2023 aku mengunjungi Jepang lagi. Kali ini aku ingin berbagi pengalamanku selama berkunjung ke Jepang di tahun 2023. Apa aja update traveling ke Jepang di tahun 2023? Langsung aja baca selengkapnya di bawah ini.
Visa Jepang
Sebelumnya, aku ingin mengingatkan kalo ke Jepang itu WAJIB VISA, TIDAK FREE VISA. Banyak banget informasi salah yang beredar di internet, mungkin alasannya karena sebelum pandemi untuk mengurus visa waiver tidak dipungut biaya alias gratis atau Bahasa Inggrisnya Free. Tapi bukan berarti kita tidak mengurus visa ya, teman-teman. Ada beberapa jenis visa, tergantung keperluan di Jepang dan jenis paspor yang kita miliki. Nah, aku sendiri selalu pakai visa waiver sejak tahun 2016, alasannya karena gak ribet untuk mengurusnya.
source Kedubes Jepang |
Cara Mengurus Visa Waiver Jepang
- Pastikan paspor yang dimiliki adalah e-passport
- Download form visa waiver di website kedubes Jepang
- Daftar pengajuan visa di VFS Global untuk yang domisili di Jakarta. Jika teman-teman tinggal di daerah yang ada Konjen Jepang seperti Medan, Surabaya dan Bali - bisa langsung saja datang ke Konjen Jepang di hari kerja ya.
- Datang sesuai janji temu di VFS Global yang berlokasi di Kuningan City, Jakarta
- Bawa formulir yang sudah diisi, e-passport dan uang Rp 121.000,- per orang
- Tunggu 3-5 hari kerja sampai ada kabar via email dari VFS Global kalo visa waiver kita sudah jadi dan siap diambil. Jika mengurus di Konjen Jepang, maka hanya butuh 2 hari kerja
- Datang ke VFS Global atau Konjen Jepang untuk mengambil e-passport dengan membawa bukti bahwa visa waiver sudah siap (e-mail/whatsapp/sms)
- Cek paspor dan visa waiver sebelum meninggalkan VFS Global/Konjen Jepang
source Jatratour |
Saran untuk teman-teman yang mengurus visa waiver di Jakarta, jangan beli tiket pesawat dengan waktu berdekatan jika belum jadi visa waiver-nya. Kecuali, tiket pesawat-nya bisa di reschedule. Alasannya karena antrian di VFS GLobal untuk pengajuan visa Jepang ada banyak banget. Aku sendiri butuh waktu 2 minggu karena jadwalnya paling dekat itu 2 minggu ke depan.
Tiket Pesawat ke Jepang
Aku sudah 6x ke Jepang dengan pesawat yang berbeda-beda, yaitu: Airasia, Japan Airlines (JAL), All Nippon Airways (ANA), Garuda Indonesia, Cathay Pacific dan Philippines Airlines. Berikut review masing-masing airlines menurut pengalaman aku:
Sebelum pandemi
- Airasia: biasanya lebih murah, tapi gak dapat bagasi dan makan. Karena aku bakal belanja banyak, jadi aku beli bagasi untuk perjalanan pulang aja. Nah, karena aku juga ada penyakit maag, akhirnya aku pun beli makanan di penerbangan pergi dan pulang. Selain itu, ada transit di Kuala Lumpur. Pertama kali aku ke Jepang, aku gak tau kalo waktu transit itu jangan terlalu cepat, pengalaman aku transit 1 jam itu gak cukup - karena di bandara transit akan ada proses pemeriksaaan, terus pergi ke gate lain untuk penerbangan berikutnya. Jadi pastikan waktu minimum 2 jam untuk transit, karena dulu aku lari-lari untuk ke penerbangan berikutnya jadi cape banget.
- Japan Airlines (JAL): so far, penerbangan ke Jepang yang paling nyaman dan mahal. Untungnya aku waktu itu ada subsidi dari kantor jadi gak bayar 100%. Kursi ekonomi di pesawat JAL lebih luas daripada pesawat lainnya, jadi nyaman banget. Selain itu harga tiket pesawat JAL sudah termasuk bagasi 2x 46kg dan makanan. Penerbangan ke Tokyo gak perlu transit, jadi bisa hemat tenaga dan waktu. Makanannya juga menurutku paling enak, set menu masakan Jepang, lengkap dengan yakult dan ice cream.
source Nikkei |
- Garuda Indonesia: Pengalaman terburuk perjalanan ke Jepang. Jadi, saat aku terbang dengan Garuda Indonesia, baru ada taifun beberapa hari sebelumnya. Saat proses check in di bandara Soekarno Hatta, petugas Garuda Indonesia kebingungan dengan perjalanan domestik atau internasional, karena akan ada transit di Bali. Akhirnya aku bolak balik gate domestik - internasional - domestik sambil bawa koper gede. Buang-buang waktu dan energi :( Kemudian sampai di Bali, petugas imigrasi tidak tau visa waiver, sampai akhirnya aku jelaskan apa itu visa waiver. Kemudian, kejadian yang paling buruk adalah saat pulang dari Osaka ke Jakarta. Ternyata jadwal penerbangan di reschedule tanpa diinformasikan terlebih dahulu. Jadi pesawat aku udah berangkat duluan 1 hari sebelumnya, alasannya karena taifun. Padahal taifun sudah gak ada semenjak aku berangkat dari Jakarta. Di Kansai airport gak ada petugas Garuda Indonesia sama sekali, jadi aku coba telepon CS di Jakarta, sayangnya jawaban mereka sama sekali tidak membantu. Dengan gampangnya bilang akan ada penerbangan lagi 3-4 hari, padahal visa aku hanya berlaku 2 hari lagi. Kemudian menawarkan penerbangan dari Tokyo besok harinya tanpa menanggung biaya ongkos Osaka ke Tokyo. Mereka pikir dekat kali ya, padahal jauh harus naik pesawat/bis antar kota/shinkansen, yang biayanya minimal Rp 700.000,- Bisa bayangkan betapa stress-nya aku saat itu, akhirnya saudara temanku di Jakarta datang ke kantor Garuda Indonesia dan mengurus hal tersebut, akhirnya berhasil dapat jadwal penerbangan esok harinya. Aku pun dapat kompensasi sehari menginap di hotel dekat Kansai airport. FYI aku membeli tiket pesawat dari travel tour, jadi di sini aku gak tau salah dari travel tour yang gak kasih kabar atau memang dari Garuda Indonesia. Terlepas dari itu, pelayanan dari CS Garuda Indonesia sangat amat mengecewakan. Membuang-buang waktu untuk telepon beberapa kali. So, aku gak mau lagi naik Garuda untuk penerbangan ke Jepang - trauma kali ya.
- All Nippon Airways (ANA): Beruntungnya aku dapat tiket promo saat sebelum pandemi naik ANA di bawah 5 juta untuk perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Tokyo. Sama seperti JAL, biasanya ANA lebih mahal tiketnya, kursi ekonomi juga nyaman, tp tidak seluas JAL. Makanannya juga ala Jepang, tapi menurutku gak se-wah JAL. Harga tiket ANA sudah termasuk 2x 46kg dan makanan, juga gak perlu transit untuk perjalanan Jakarta ke Tokyo.
Setelah pandemi
- Cathay Pacific: aku membeli penerbangan Cathay Pacific karena gak mau ribet beli bagasi dan makanan lagi, selain itu harga-nya gak terlalu mahal dibandingkan penerbangan lain. FYI harga tiket pesawat setelah pandemi naik 2x lipat. Kalo naik pesawat Cathay Pacific, kita akan transit di Hong Kong. Sayangnya, bandara Hong Kong pada bulan Desember 2022 lalu masih pada tutup gerainya - jadi cuma bisa duduk-duduk aja di airport. Untungnya bandarqa Hong Kong lebih bagus dari terminal 3 Soekarno Hatta, jadi nyaman. Oiya, untuk harga tiketnya kalo kita transit lebih lama, biasaya lebih murah. Untuk makanannya aku pilih yang halal, kita bisa pilih menu makanan di website Cathay Pacific. Makannya nasi kari ayam, salad dan ice cream - untuk penerbangan selanjutnya dapat sandwich. Saranku gak perlu pilih makanan halal, karena rasa karinya gak terlalu enak. Mungkin teman-teman bisa memilih menu ikan dan nasi goreng. Karena aku lebih ngiler menu makanan orang di penumpang sebelahku waktu it. Anyway, bagasi yang didapat 1x 23 kg.
- Philippines Airlines (PAL): harga tiket ke Jepang paling murah dari Jakarta setelah pandemi, tapi ternyata di pesawatnya gak nyaman. Jenis pesawatnya kecil, seperti naik lion air atau batik, jadi kalo bersebelahan dengan orang yang berbadan besar, kamu akan kesempitan, karena tangan dan kakinya pasti ke wilayah kursi kamu, karena kursinya gak muat. Bayangkan aku sepanjang perjalanan gakbisa istirahat tidur karena selalu disenggol orang. Jadi, aku dapat kursi di isle, dan tiap ada yang lewat, pasti nyenggol aku. Begitu juga penumpang sebelahku, badannya besar - jadi kakinya nyenggol2 kaki aku terus walopun tanpa disengaja. Selain itu, airport Manila kurang nyaman - panas dan penuh. Jadi, aku sarankan jangan pilih penerbangan yang transit di atas 2 jam. Untuk bagasi yang didapat 1x 30kg. Menurutku tiket PAL akan worth it kalo harga promo di bawah 5 juta, di atas itu jadi kemahalan karena ketidaknyamanan selama di pesawat.
source 12Go |
FYI sebelum pandemi, aku selalu dapat harga tiket Pesawat Jakarta ke Jepang pulang pergi di bawah 5juta rupiah. Tapi setelah pandemi, rasanya mustahil - sekalipun teman-teman pakai maskapai murah seperti airasia. harga termurah masih di atas 5 juta tapi di bawah 10 juta rupiah.
Prosedur Masuk Jepang di Bandara
Setelah open border lagi, ada beberapa peraturan baru untuk masuk ke Jepang. Selain memiliki Visa, sebelum berangkat ke Jepang, kita harus daftar dulu di Visit Japan Web. Di sini kita akan mengisi keterangan vaksin, penerbangan dan penginapan juga barang bawaan. Setelah itu, kita menunggu sehari agak terverifikasi. Nantinya ada bagian yang berwarna biru, oiya pastikan login via handphone, karena nantinya akan ditunjukan barcode dan bagian warna birunya ke petugas di Bandara Jepang. Jadi pastikan juga handphone teman-teman gak lowbat.
source Girleatworld |
Nantinya kita akan diberikan kertas warna biru, dan antri ke imigrasi. Petugas imigrasi akan melakukan scan barcode juga. Nah, hal yang biasa aku siapkan dari Indonesia sebelum ke Jepang adalah print semua tiket atau booking apapun. Contoh: tiket pesawat pulang pergi, tiket disneyland atau USJ, booking airbnb atau hotel. Pastikan juga membawa uang cash dengan jumlah minimal 10.000 yen x jumlah hari di Jepang. Contoh, di Jepang 9 hari, berarti minimal bawa 90.000 yen. Semua ini aku persiapan jika aku kena random inspection di bandara. Jadi aku gak terlihat mencurigakan, karena memang benar-benar seorang turis. Selain itu petugas bandara di Jepang, gak terlalu jago Bahasa Inggris, dengan membawa kertas print, mereka tinggal baca aja, kita gak perlu jelasin lagi. Kecuali teman-teman jago Bahasa Jepang.
Transportasi di Jepang
Sesampainya di Jepang, pastikan teman-teman membeli kartu semacam e-money. Aku punya Suica yang dari dulu memang gak pernah aku balikin. Jadi, teman-teman bisa aja balikin kartunya dan akan dapat refund dari saldo sisa, walopun gak 100% kalo gak salah. Pilihan kartu juga ada banyak, yang pernah aku pakai Pasmo, Suica dan Icoca. Kartu ini bisa juga dipakai untuk pembayaran lainnya, seperti vending machine, coin locker dan belanja di conbini (mini market).
source Japanstation |
dari Bandara ke Kota
Untuk menuju kota dari Bandara, ada beberapa pilihan:
- Bis: ini pilihan yang paling suka, selain harganya lebih murah dibanding pilihan lain. Kita juga bisa lihat pemandangan, nyobain masuk tol di Jepang juga. Tapi waktu untuk sampai di kota lebih lama. Tiap kali aku ke Jepang aku selalu lebih dari 7 hari jadi gak pernah keburu-buru. Harga tiket naik bis akan berbeda-beda tergantung jarak ya - makin jauh makin mahal. Contohnya kalo naik bis dari bandara Kansai ke Namba harga tiketnya hanya 1100 yen, tapi kalo dari bandara Narita ke Shinjuku harganya 3200 yen.
source LiveJapan |
- Kereta: pilihan jenis kereta menentukan harganya, makin cepat dan nyaman biasanya makin mahal. Waktu yang dibutuhkan untuk ke kota jauh lebih cepat. Kalo teman-teman mau coba naik kereta cepat yang canggih tapi bukan shinkansen bisa juga denagn memilih naik kereta bandara. Harganya lebih mahal dari bis, biasanya paling murah 1500 yen dari bandara Kansai ke Shin Imamiya. Kalo dari bandara Narita ke Shinjuku 4500 yen.
- Taksi: jujur aku gak pernah sekalipun naik taksi di Jepang, karena harganya yang sangat mahal. Kalo misal naik taksi ke bandara bisa-bisa harganya sama dengan tiket pesawat one way. Jadi, klo misal mau naik taksi pastikan bawa uang banyak banget haha :D
- Ferry: aku belum pernah coba, pilihan naik Ferry ini aku lihat ada di bandara Kansai ke Kobe, harganya 1880 yen. Aku penasaran banget, semoga perjalan selanjutnya ke Jepang bisa coba naik Ferry ke Kobe.
Penginapan atau Hotel di Jepang
Ada beberapa pilihan menginap di Jepang, aku sendiri sudah pernah coba Airbnb, Hostel, Capsule/Cabin Hotel, dan Hotel Bisnis. Berikut penjelasan masing-masing menurut pengalamanku:
- Airbnb: cocok untuk kamu yang traveling ke Jepang gak sendirian, misalnya bareng teman-teman atau keluarga. Biasanya airbnb di Jepang itu bentuknya apartemen, permalan harganya mulai dari 1 juta rupiah jadi lebih irit kan misalnya pergi berkelompok. Selain itu, kamu akan coba tinggal di rumahnya orang Jepang beneran, pengalaman yang unik. Aku ingat pernah menginap di apartemen daerah Shinjuku yang udah smart home - jadi mau masak dan mandi akan ada suara yang menjelaskan sesuatu. Sayangnya pakai Bahasa Jepang jadi gak ngerti haha. Nyalain dan matiin lampu juga pakai remote, pokoknya seru deh.
- Hostel: ini cocok untuk yang solo traveling. Jadi aku udah 3x solo traveling ke Jepang dan 2x menginap di hostel. Kebetulan bentuknya berbeda nih, jadi ada hostel yang berbentuk bunkbed, ada juga yang tradisional Japanese room. Tapi keduanya sama-sama shared bathroom & toilet. Ada juga ruangan untuk makan dan laundry. Harganya cenderung lebih murah, mulai dari 180ribu rupiah tergantung lokasinya.
source Tripadvisor |
- Capsule/Cabin Hotel: harganya lumayan mahal menurutku, jadi kalo misal teman-teman punya budget limited, lebih baik di hostel. Tapi untuk coba pengalaman capsule hotel di Jepang, menarik banget. Karena fasilitasnya lengkap, ada lift, ada sento (pemandian bersama dengan kolam berendam dan sauna), locker dan bangunan lebih modern. Walopun masih tetap shared bathroom & toilet. Harga mulai dari 400ribu per malam tergantung lokasi. Untuk Cabin Hotel, lebih luas karena ada tempat tidur ukuran normal, tapi ada sekat antara cabin-nya.
- Hotel Bisnis: mungkin kita biasa sebut hotel bintang 3 kali ya, di Jepang disebut hotel bisnis karena biasanya yang menginap itu pegawai yang ada keperluan ketemu client. Budaya kerja di Jepang itu sangat mementingkan bertemu face to face dengan client. Anyway, ini harganya mulai dari 700ribu permalam tapi sangat sempit ya teman-teman. Selain itu kalo di Tokyo harganya start 1,5juta per malam tergantung lokasi. Hotel bisnis yang biasa aku booking namanya APA Hotel, karena lokasi yang dekat dengan stasiun.
Ada beberapa pilihan lain, seperti Ryokan alias penginapan ala Jepang. Ini aku belum pernah coba, biasanya di daerah yang alamnya bagus dan rada jauh dari kota atau bisa coba di Kyoto. Harga lumayan mahal karena servicenya yang bagus banget, bisanya mulai dari 2juta rupiah permalam - tergantung servicenya.
Makan di Jepang
Makanan Halal
Sekarang gampang cari makanan halal, tinggal googling aja - contoh: Ramen Halal Osaka. Nanti akan keluar nama restaurant dan lokasi di map. Tapi biasanya lokasinya agak jauh dari tengah kota. Favoritku adalah Ramen Honolu di Osaka, enak banget! Mereka juga jual gyoza halal. Untuk harganya norma harga ramen dan gyoza seperti di Jepang, pokoknya recommended! Selain Ramen, aku juga coba makan Wagyu Halal di Kobe, untuk restaurant yang agak mahal harus booking dulu, kebetulan aku bisa booking via Google H-1 di Restaurant Kobe Beef Sakura. Sebenarnya aku mau makan Kobe Beef tapi sayangnya lagi soldout yang halal, akhirnya aku makan Wagyu yang halal. Masya Allah, enak banget! Beda sama wagyu yang di Indonesia. harganya mulai dari 8000 yen. Dagingnya tebal dan empuk, enak banget deh! Untuk Kobe Beef halal sendiri harganya muai dqari 26.000 yen. Semoga aku bisa makan Kobe Beef halal di next trip ke Jepang.
source Tripadvisor |
Makan Hemat
Kalo teman-teman mau makan hemat, menurutku bisa bawa indomie atau pop mie dari Indonesia, tapi kan gak mungkin ya tiap hari makan mie instant. Jadi, pilihannya adalah makan bento beli di Super Market. Akan lebih murah lagi kalo teman-teman beli di malam hari, karena akan diskon harganya. Cara cari super market juga gampang tinggal googling aja, terus pilih yang terdekat. Kalo di Osaka, aku sering banget ke Super Tamade. Beli air minum yang botol besar juga lebih murah daripada di vending machine. Harga air 2L 80 yen, bisa untuk minum 2-3 hari. Aku juga biasa bawa botol minum dari Indonesia, jadi kalo pergi keluar hotel tinggal isi botol minum dari air 2L tersebut. Coba juga beli buah yang gak biasa di Indonesia, seperti strawberry besar dan buah peach. Pilihan lain untuk makan hemat adalah gyudon (nasi daging sapi), kalo di Indonesia sudah ada Yoshinoya & Sukiya. Bedanya kalo di Jepang, menu mereka beragam banget dan harganya lumayan terjangkau. Untuk Gyudon reguler sekitar 500 yen. Anyway, kalo makan di restaurant Jepang, air putih itu free, jadi gak perlu order air putih lagi.
source OnlyForward |
Nah, itu tadi update traveling ke Jepang di tahun 2023 berdasarkan pengalamanku sendiri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ya :)